Sampeyan Muslim? Ngaji!

Dalam hidup ini, kita sering diliputi pertanyaan-pertanyaan, bagaimana menjalani hidup ini, bagaimana menjalankan syariat agama sebagai seorang muslim. Ya, itu wajar. Kita sebagai manusia yang mengharapkan wajah Tuhannya pasti akan berusaha semaksimal mungkin berbuat seperti yang Tuhan mau. Dan untuk itulah Allah menurunkan Alquran sebagai petunjuk dan Nabi Muhammad telah meninggalkan ratusan tuntunan yang tercatat dalam hadits-haditsnya.

Selepas kepergian Nabi, mulailah timbul perbedaan-perbedaan. Yang paling dekat, diskusi antara aku dan temanku mengenai hukum kurban secara kolektif adalah salah satunya. 



Sebenarnya, masalah itu tidak perlu diperdebatkan, karena hukumnya sudah jelas. Aku juga telah memberi penjelasan mengenai hal tersebut di postinganku sebelumnya. Aku sangat menyayangkan kalau ada pihak yang secara tidak bertanggung jawab langsung menghukumi sesuatu tanpa berpegang pada dalilnya. Punya dasar apa mereka menghukumi sesuatu.


وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَـٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا 


Dan janganlah kamu mengikuti (mengerjakan) apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.  (Al-Israa': 36)

Agama islam itu bukan sekadar Question and Answer, bukan sekadar “bolehkah begini, bolehkah begitu”, “apakah hukumnya?”, “bagaimana hukumnya”, “wajib atau tidak”. Islam bukan seperti itu. Islam memiliki hukum-hukum yang mengatur segala sesuatunya.



Lantas, bagaimana kita bisa mengetahui hukum-hukum tersebut? Ada tiga: ngaji, ngaji, ngaji! Satu-satunya cara adalah kita harus mencari ilmu, bukan mencari, menuntut malah! Tentunya sumber yang paling valid, yang paling sah, dan terlengkap adalah Alquran dan Alhadits, bukan kitab karangan, buku-buku, atau jawaban-jawaban yang tidak menyertakan dalil atas pertanyaan-pertanyaan yang sering kita ajukan.



Dari ‘perdebatan’ itu, aku semakin yakin akan pentingnya mengaji Alquran dan Alhadits. Dengan mengaji, kita benar-benar mengetahui asal muasal suatu hukum dan bagaimana hukumnya. Andaikata aku tidak mengaji, tentu aku jadi ragu, apakah ibadahku sudah benar atau belum, dan mungkin aku akan percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan temanku. Tapi karena aku mengaji, aku yakin dan khusnudzonbillah bahwa ibadahku benar, sah, dan akan mendapat pahala yang Alloh janjikan pada hamba-hambaNya.



Satu lagi pentingnya mengaji. (Lagi) Aku ambil contoh diskusi dengan temanku mengenai qurban beberapa waktu lalu. Sebenarnya, temanku itu tidak seratus persen salah ketika mengatakan bahwa qurban kolektif itu tujuh orang untuk berqurban sapi, sepuluh orang untuk berqurban unta. Itu pernah terjadi di zaman Rasulullah SAW, tapi bukan menjadi hukum bahwa qurban patungan maksimal harus sekian, sekian, atau sekian. Tapi sepertinya ia hanya sepotong-sepotong mengartikan hadits tersebut tanpa melihat bagaimana riwayatnya. Atau ia hanya membaca potongannya saja. Nah di sinilah pentingnya mengaji dengan cara manqul, musnad, muttasil. Kita akan mendapatkan semuanya secara komplit, mulai dari penjelasannya, teknisnya, larangannya, aturan-aturannya, lengkap. Kalau kita hanya mengetahui sepotong-sepotong, maka penafsirannya akan berbeda, contohnya, ya masalah qurban kolektif itu tadi, iya kan?


 يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِير


Niscaya Allah akan mengangkat derajat pada orang-orang yang beriman dari golongan kalian dan orang-orang yang diberi ilmu. Adapun Allah  tu waspada terhadap apa-apa yang kalian kerjakan. (AlMujadilah: 11)

Itulah mengapa, berulang kali kusiarkan pada teman-teman, ngaji yuk! Ayo kita mengaji Alquran dan Alhadits. Dengan mengaji Alquran dan Alhadits, kita akan mendapat kepahaman, kita jadi tahu mana yang benar, mana yang salah. Kita tidak akan terbawa arus, terbawa dengan pemikiran orang-orang karena jalan yang benar sudah ditunjukkan dalam Alquran dan Alhadits.

Kalau mengaku orang islam, tapi tidak mengaji, tidak mengetahui hukum-hukum agama Islam, apakah tidak malu pada Allah, Rasulullah, dan semua ciptaanNya?

2 comments:

  1. lovely post Nabila,like it.

    ReplyDelete
  2. thank you, get what I wanna say? haha, okay, i'll give u the translation

    ReplyDelete

Berbagi tak pernah rugi, bagilah ilmu Anda kepada kami. :)

    • Popular
    • Categories
    • Archives