Rahmat dan kasih sayang Allah kadang hadir dalam diri kita tak hanya berupa nikmat, tapi kadang dengan bentuk yang lain:
kemiskinan, kesempitan hidup, rasa kecewa dan tersakiti, dan datangnya penyakit.
Tapi jika ikhlas dan sabar, kita akan segera menemukan bentuk aslinya.
Bukankah Allah tak pernah sedikitpun menzalimi hambaNya?
Dalam sebuah hadist qudsi riwayat abu hurairah, dari Rasulullah SAW, bahwa Dia berfirman:
'Di antara hamba-hambaKu yang mukmin, ada sebagian dari mreka yang tidak bisa baik urusan agamanya kecuali setelah diberi kekayaan, kelapangan, bersatu dengan orang yang dicintai, dan kesehatan badan. Lalu kami uji mreka dengan memberinya kekayaan, kelapangan, bersatu dengan orang yang dicintainya, dan memberkahinya kesehatan badan, sehingga menjadi baiklah urusan agama mereka.
Dan diantara hamba-hambaKu yang mukmin, ada (pula) sebagian dari mereka yang tidak bisa baik
urusan agamanya kecuali dengan diberi kemiskinan, kesempitan, berpisah dengan orang yang dicintai, dan datangnya penyakit.
Dan sungguh Kami akan menguji mreka dengan semua itu sehingga menjadi baiklah urusan agama mereka.
Ssungguhnya Aku mengetahui dengan apa hambaKu menjadi baik dalam urusan agamanya'.
Nah, sudah jelas kan segala yang menimpa kita baik yang mengenakkan maupun tidak mengenakkan, pada hakikatnya adalah bentuk kasih sayang Allah kepada kita dalam rupa yang lain.
Dan semua itu dimaksudkan semata~mata untuk kebaikan kita, untuk memperbaiki kualitas agama kita.
Maka katakan saja dalam hatimu:
'Allah..aku mencintaiMu di bulan Februari, April dan Mei. Di bulan November dan sepanjang musim hujan.
Juga di musim kemarau dan slama hari-hari yang hangat di musim panas. Dan bagaimanapun keadaanku, Engkau tetap terasa dekat.
Karena aku mencintaiMu sepanjang musim, dan di segala cuaca yang telah Engkau cipta !'
Jumat mubarok, apa kabar dengan musim cinta dan imanmu, saudaraku.?
Hosh..tetaplah semangat!
Senyum: Ifta.