Jannati Wannar

Dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan." (Q.S. Al-A'raf: 43)

Iman

Sebab iman adalah tambatan hati yang menggema ke dalam seluruh ucapan dan laku perbuatan.

Quran Beloved

Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. Al A'raf:52)

Love for Me I

 “Aku tuh bodoh, kok, BIl. Nggak pantes masuk sekolah sebagus itu,”. Saat aku dan teman-teman membicarakan masa depan kami, terutama akan masuk perguruan tinggi mana nantinya kami, seorang teman berkomentar seperti itu. Komentar yang sarat pesimistisme, unconfidence, dan jahat.

Atau yang satu ini adalah pengalaman pribadi. Belakangan kegiatan belajarku berkurang gara-gara aku merasa minder karena prestasiku nggak secemerlang temanku yang uda nyampe olimpiade nasional. Aku kesulitan mengerjakan soal dan aku sama sekali nggak menyukainya. Dalam hati aku mengeluh kenapa bisa seperti ini sementara teman-teman belajar dengan baik. Menyedihkan, memalukan, dan seram. 

Tapi begitukah seharusnya aku bersikap? Aku kehilangan semangat dan konsentrasi belajar, kemudian merasa bodoh dan jelek, lalu aku menyalahkan keadaanku sendiri. Sementara mungkin orang lain tidak berpendapat demikian. Suka atau tidak suka aku memang telah berbuat begitu pada diriku sendiri. Aku benci aku yang lemot, aku kesal, aku marah. Hingga suatu hari dia, temanku yang pandai itu menginspirasiku dengan istilahnya: love for me. Cinta untukku. Cinta untukku? Cinta buat gue? Haha, ya, batinku. Kenapa aku tidak bisa mencintai diriku yang kurang. Kenapa aku nggak bisa menerima kalau aku memang tidak bisa mengejar kepandaian temanku.

Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu. (Q.S. Muhammad 47 ayat 35)

Betul juga, ya! Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah mencintai diri sendiri. Kita harus bisa mencintai diri lengkap dengan kurang dan lebihnya. Aku pikir-pikir ini juga merupakan langkah awal mewujudkan rasa syukur kita pada Allah yang ga boleh berhenti meski—naudzubillahi min dzalik—mendapat sedikit pun cobaan.
Mengeluh memang manusiawi, tapi kalau kita coba untuk menerima dengan lapang dada dan berusaha memperbaiki kekurangan, insya Allah ga akan sia-sia. Allah, kan Maha-Segala-Bisa, iya kaaan…! Cintai diri sendiri, hm…Cinta Allah dan Rasul juga! Cihuuyyy..


    • Popular
    • Categories
    • Archives